Menurut laporan IQNA dilansir dari www.freemalaysiatoday.com, materi yang disediakan oleh Departemen Hubungan Islam Selangor, menggambarkan kepercayaan dan ritual kelompok-kelompok Syiah di Malaysia sebagai ritual sesat.
Salah seorang kritikus dari tindakan tersebut mengatakan: "Menjelaskan pembahasan-pembahasan ini dalam salat Jumat berarti menyebarkan kebencian terhadap minoritas agama."
Ahmad Farouk Musa, kepala Front Renaissance Islam di Malaysia, mengatakan: "Ini bukan hanya kebencian, tetapi ada banyak kesalahan."
Dia menambahkan: "Departemen Urusan Islam pertama-tama harus mempelajari kepercayaan Syiah dalam sumber-sumber utama dan menemukan bahwa tidak ada banyak perbedaan ideologis antara Sunni dan Syiah, akan tetapi lebih pada perbedaan aspek politik."
Pengkritik lainnya, Faisal Tehrani, juga mengatakan bahwa materi pada hari Jumat akan memacu tindakan kriminal terhadap kaum Syiah.
Penyediaan bahan anti-Syiah telah disiapkan untuk dipaparkan pada salat Jumat di Selangor menjelang hari Asyura dan acara berkabung Imam Husein (as), yang telah disulut oleh kelompok-kelompok radikal dalam beberapa tahun terakhir.
Malaysia adalah negara Islam di Asia Tenggara di mana Islam adalah agama resmi dan lebih dari setengah penduduknya adalah Muslim.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Malaysia telah melarang dakwah dan aktivitas komunitas Syiah di negara itu dengan alasan mencegah perpecahan umat Muslim.